Bengkulu OKESINERGI.COM Pada hari Senin, 28 Juli 2025,Perjalanan yang memberikan banyak pelajaran dan pengalaman bagi kami tentang kerukunan antar agama. Ketika terwujud, menjadi indah, damai, dan sejahtera di daerah Sedang Jati, Bengkulu. Desa ini menjadi inspirasi bagi desa lain yang ingin rukun dan damai dalam perbedaan. Itulah yang kami inginkan untuk semua masyarakat di mana pun berada di Indonesia tercinta ini.
Saya melakukan penelitian bersama Bapak Dr. Sefriono. Beliau adalah peneliti yang sangat ahli dan mengajar di UIN IB Padang. Sudah banyak penelitian yang beliau lakukan, baik secara pribadi maupun yang didanai oleh lembaga tertentu.
Inilah kesempatan saya untuk menimba pengalaman secara langsung dengan dana dari pemerintah, yaitu penelitian dari Litabdimas Kemenag RI.
Kami meneliti di dua tempat: Rejang Lebong, Bengkulu dan Koto Baru, jambak, di Sumatra Barat. Penelitian ini dimulai setelah usulan kami diterima pada bulan Juni 2025. Kemudian kami turun ke lapangan pada bulan Juli 2025 di Curup. Selanjutnya pada bulan Agustus 2025 di Jambak, Pasaman Barat.
Sebelum berangkat, kami sudah mempersiapkan segala sesuatu dengan mengadakan rapat koordinasi berulang kali. Surat izin penelitian dan berbagai dokumen lainnya sudah kami siapkan.
Perjalanan penelitian ini memakan waktu sekitar satu minggu di Curup, Bengkulu. Alhamdulillah, penelitian ini mendapat dana bantuan dari UIN IB yang bekerjasama dengan Litabdimas. Kemenag.
Mengapa Meneliti Kerukunan Beragama?
Tema yang kami teliti adalah tentang kerukunan antar agama. Tema ini menarik bagi kami karena masih terkait dengan masalah sikap tidak toleran dan ekstrem terhadap agama atau paham lain yang masih sering terjadi.
Kerukunan beragama menjadi program utama Kemenag. Ini penting untuk menciptakan masyarakat yang aman dan damai, jauh dari kekerasan antar umat beragama maupun aliran tertentu.
Seorang pemimpin bertanggung jawab menjaga kerukunan agama. Itulah yang dilakukan Bapak Kepala Desa Sedang Jati, Bengkulu. Keberhasilannya menjaga kerukunan masyarakat bahkan meraih penghargaan moderasi beragama dari pemerintah.
Pengalaman di Lapangan
Pada hari Senin, 28 Juli 2025, kami pergi ke lokasi penelitian dan berhasil mengumpulkan beberapa data tentang kerukunan beragama.
Kami bertemu dengan Pak Kepala Desa Sedes dan beberapa staf desa lainnya. Sufriono namanya. Sebagai kepala desa, ia memberikan informasi yang cukup untuk keperluan kami. Namun ia menyarankan agar kami bertanya langsung kepada tokoh agama setempat untuk mendapat informasi yang lebih lengkap.
Kami juga berkunjung ke rumah tokoh tua dari agama Katolik. Kami diantar oleh staf desa yang juga beragama Katolik. Dia membantu memperkenalkan kami. Waktu itu kami bertiga turun ke lapangan: saya, Pak Sefriono, dan Sumartono, dosen lain dari Curup.
Ada Tugu Moderasi yang kami temui dan kami foto. Hal-hal unik di daerah mereka kami foto, termasuk di rumah Bapak Tokoh Kristen tersebut. Kami foto dengan latar gambar salib, poster, dan gerejanya. Kemudian kami kembali ke penginapan di Hotel Syakila Hotel Syariah.
Dari wawancara dan pengamatan, kami merekam sebagian dan menulis sebagian. Ini yang akan menjadi bahan untuk diolah menjadi hasil penelitian. Dari rekaman tersebut kami tulis ulang pada malam hari. Tentu saja menulis ulang harus sesuai dengan apa yang dikatakan. Secara objektif, apa yang mereka katakan itulah yang kita tulis, baik kata maupun bahasanya.
Dari penulisan hasil wawancara tersebut, jangan lupa sesuaikan pernyataan orang yang diwawancara dengan jawaban yang diberikan, maka tulis juga pertanyaannya dalam bentuk tabel. Sebaiknya memang ditulis tangan daripada kita tulis ulang dengan aplikasi. Baru nanti data diolah dengan teori yang sudah disiapkan.
Bertemu Berbagai Tokoh Agama
Berbagai tokoh kerukunan agama kami temui dan wawancara. Tokoh FKUB, BMA, NU, LDII di hari terakhir kami temui. Sebelumnya selama dua hari, kami sudah bertemu beberapa tokoh agama Katolik dan Buddha juga.
Alhamdulillah, kegiatan di lapangan berjalan lancar karena berbagai pihak menyambut kami dengan baik. Mereka juga membantu dengan tenaga dan pikiran serta mau mengantar kami. Masyarakatnya sangat baik, komunikasi lancar.