GfrpGSziTpz0GUWoGUYpGUW5Gi==

Dasyatnya maafaat kalimat Alhamdulillah sangat rugi ketika di lupakan. Oleh Robi hirawan MP.d

 











Alhamdulillah OKESINERGI.COM-merupakan ungkapan yang sangat mulia dalam ajaran Islam. Secara bahasa, Alhamdulillah berarti “Segala puji bagi Allah”, menunjukkan pengakuan bahwa semua kebaikan dan nikmat berasal dari Allah SWT. Kalimat ini bukan hanya sekadar ucapan, tetapi juga mencerminkan akidah, adab, dan akhlak seorang Muslim dalam menjalani hidup.

 Alhamdulillah" dari sudut pandang keagamaan (Islam) adalah bentuk syukur dan pengakuan atas segala nikmat yang diberikan Allah. Ini merupakan kalimat yang sangat dianjurkan untuk diucapkan dalam berbagai situasi, baik ketika mendapat nikmat maupun saat menghadapi ujian. Mengucapkannya menunjukkan sikap rendah hati dan kesadaran bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan.

Sedangkan Mengucapkan "Alhamdulillah"Dari sudut pandang sosial dan psikologis adalah

membentuk pola pikir positif. Orang yang terbiasa bersyukur, termasuk lewat ucapan seperti ini, cenderung lebih bahagia dan kuat secara mental. Kalimat ini membantu seseorang untuk fokus pada hal-hal baik dalam hidupnya, meskipun sedang menghadapi kesulitan.

Sedangkan mengucapkan Alhamdulillah" di pandang Dari sisi budaya adalah bukan hanya bagian dari ibadah saja, tetapi juga telah menjadi bagian dari budaya sehari-hari di banyak masyarakat Muslim. Kalimat ini sering digunakan dalam percakapan harian sebagai tanda rasa syukur, jawaban atas pertanyaan "Bagaimana kabarnya?", atau ungkapan lega setelah melewati sesuatu.

Bedasarkan Dalil-dalil Al-Qur’an dan hadist Nabi Rasulullah SAW serta pendapat para Ulama.

1. Dalil-dalil tentang Keutamaan Alhamdulillah dalam Al-Qur’an:

Surah Al-Fatihah ayat 2:

> "الْØ­َÙ…ْدُ Ù„ِÙ„َّÙ‡ِ رَبِّ الْعَالَÙ…ِينَ"

“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”

Ayat ini adalah pembukaan dari Al-Fatihah, surah yang paling agung dan dibaca dalam setiap rakaat shalat. Ini menunjukkan betapa agungnya pujian kepada Allah.

Surah Ibrahim ayat 7:

> "Ù„َئِÙ† Ø´َÙƒَرْتُÙ…ْ Ù„َØ£َزِيدَÙ†َّÙƒُÙ…ْ..."

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu..."

Hadis Nabi SAW:

Rasulullah ï·º bersabda:

"Sesungguhnya Allah ridha kepada hamba-Nya yang apabila ia makan, lalu mengucapkan 'Alhamdulillah', dan apabila ia minum lalu mengucapkan 'Alhamdulillah'."

(HR. Muslim)

Hadis lain menyebutkan bahwa

"Ucapan 'Alhamdulillah' memenuhi timbangan (kebaikan)."

(HR. Muslim)

2. Pendapat Para Ulama tentang Alhamdulillah

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa kalimat Alhamdulillah adalah bentuk pujian yang paling sempurna kepada Allah karena mencakup makna syukur, pengagungan, dan pengakuan atas segala nikmat.

Imam Ibnul Qayyim berkata:

“Alhamdulillah adalah ucapan yang mencakup seluruh bentuk rasa syukur yang diungkapkan dengan hati, lisan, dan amal perbuatan.”

Imam Nawawi menjelaskan bahwa kalimat Alhamdulillah memiliki keutamaan yang luar biasa dan sebaiknya sering diucapkan dalam setiap keadaan, baik saat senang maupun susah, karena mencerminkan ketundukan dan rasa syukur seorang hamba kepada Rabb-nya.

3. Manfaat dari Segi Psikologis dan Sosial

Dari sudut pandang psikologis, orang yang sering mengucapkan Alhamdulillah cenderung:

1. Lebih tenang dan positif karena terbiasa melihat sisi baik dari setiap keadaan.

2. Lebih rendah hati karena sadar semua pencapaian berasal dari Allah.

3. Lebih kuat menghadapi ujian karena selalu mengembalikan segalanya kepada Allah dengan rasa syukur.

Secara sosial, kalimat ini juga menumbuhkan budaya saling mendoakan dan bersyukur dalam masyarakat Muslim

Berikut adalah penjelasan mengenai kerugian orang yang tidak membaca “Alhamdulillah” ditinjau dari sudut agama, akhlak, psikologi, dan akhirat:

1. Kehilangan Pahala dan Keutamaan yang Besar

Ucapan “Alhamdulillah” adalah salah satu zikir yang ringan di lisan namun berat dalam timbangan amal.

 Hadis Nabi ï·º

> “Ucapan ‘Alhamdulillah’ memenuhi timbangan (amal kebaikan).”

(HR. Muslim)

Jika seseorang tidak membiasakan membaca Alhamdulillah, maka dia telah menyia-nyiakan peluang pahala besar yang sangat mudah dilakukan.

 2. Tidak Mensyukuri Nikmat Allah

Orang yang tidak membaca Alhamdulillah setelah mendapatkan nikmat berarti lalai dalam bersyukur, padahal Allah menjanjikan:


QS. Ibrahim: 7

 “Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian...”

Kerugian yang besar ketika seseorang hamba tidak mengucapkan kalimat Allahamdulilah Nikmat bisa dicabut atau tidak diberkahi, Hati menjadi keras dan tidak puas, Termasuk dalam golongan yang kufur nikmat secara sikap.

 3. Hati Menjadi Kotor dan Jauh dari Ketenangan

Ucapan Alhamdulillah menyejukkan hati, membuat kita selalu merasa cukup dan bersyukur.

Tanpa kebiasaan mengucapkannya Allhamdulillah, Hati menjadi sempit, mudah mengeluh, Sulit melihat sisi positif dari suatu peristiwa, Hidup dipenuhi keluhan, bukan keikhlasan.

4. Menunjukkan Kesombongan dan Keangkuhan

Tidak mengucapkan Alhamdulillah saat mendapatkan sesuatu dapat mencerminkan sikap seolah merasa semua berasal dari diri sendiri.

 QS. Al-Qashash: 76

“Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, lalu ia berlaku aniaya kepada mereka... Ia berkata: ‘Sesungguhnya aku hanya diberi (harta itu), karena ilmu yang ada padaku.’”

5. Termasuk dalam Orang-orang yang Lalai

QS. Al-A'raf: 179

“Mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) mereka seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”

 6. Potensi Penyesalan di Akhirat

Setiap nikmat akan ditanya di hari kiamat.

QS. At-Takatsur: 8

“Kemudian pasti kamu akan ditanyai pada hari itu tentang nikmat (yang kamu peroleh) Jika selama hidup seseorang tidak pernah bersyukur, termasuk melalui ucapan Alhamdulillah, maka ia akan menyesal dan mungkin berat hisabnya.

Keberuntungan Orang yang Membaca “Alhamdulillah”

1. Mendapat Pahala yang Besar dan Amal yang Berat di Timbangan

Ucapan "Alhamdulillah" adalah zikir yang ringan diucapkan, namun memiliki nilai pahala yang sangat besar.

Hadis Nabi ï·º:

> "Kalimat 'Alhamdulillah' memenuhi timbangan (amal kebaikan)."

(HR. Muslim)

Orang yang mengucapkan Alhamdulillah mendapatkan pahala besar hanya dengan ucapan yang sangat ringan dan mudah diingat.

2. Menjadi Hamba yang Dicintai Allah karena Bersyukur

Allah mencintai hamba yang bersyukur, dan ucapan Alhamdulillah adalah bentuk syukur yang paling utama.

QS. Ibrahim: 7

"Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian, Orang yang rajin bersyukur dengan mengucapkan Alhamdulillah akan terus ditambah nikmatnya, baik nikmat lahir maupun batin

 3. Hatinya Tenang dan Terjaga dari Keluh Kesah

Bersyukur dengan Alhamdulillah menjauhkan seseorang dari sikap mudah mengeluh, iri hati, dan putus asa, Dalam psikologi Islam, bersyukur adalah bentuk penerimaan (qana’ah) yang menumbuhkan rasa cukup dan ketenangan jiwa,

Orang yang rajin mengucap Alhamdulillah lebih mudah merasa damai, bahagia, dan tidak mudah stres 

4. Dicatat sebagai Zikir dan Ibadah

Ucapan Alhamdulillah adalah bagian dari zikir yang dicintai oleh Allah.

Hadis Nabi ï·º:

“Ucapan yang paling Allah cintai adalah: Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaha illallah, dan Allahu Akbar.” (HR. Muslim) Termasuk dalam golongan orang yang berdzikir, yang disebutkan dalam banyak ayat sebagai orang yang beruntung dan mendapatkan ampunan.

5. Diampuni Dosa-dosanya

Ulama menjelaskan bahwa zikir yang dilakukan dengan hati yang sadar dan penuh penghayatan bisa menjadi sebab diampuninya dosa.

(HR. Tirmidzi )“Barangsiapa mengucapkan: ‘Alhamdulillah’ maka akan dituliskan baginya 30 kebaikan dan dihapuskan darinya 30 keburukan.”

(Hadis hasan) Ucapan sederhana ini bisa menjadi sarana penghapus dosa dan penambah amal kebaikan.

6. Diangkat Derajatnya di Dunia dan Akhirat

Ucapan syukur seperti Alhamdulillah akan mengangkat derajat seseorang di hadapan Allah dan manusia. Misalnya: Orang yang rajin bersyukur cenderung disukai, tidak suka mengeluh, dan dipercaya karena sikapnya yang dewasa dan stabil, Orang yang bersyukur dengan lisan (Alhamdulillah) akan lebih dihormati dan dimuliakan, baik di dunia maupun di akhirat.

7. Dicatat Sebagai Penghuni Surga

 HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi:

 “Sesungguhnya ahli surga itu selalu mengucapkan ‘Alhamdulillah’.” Mengucapkan Alhamdulillah adalah kebiasaan penghuni surga. Jika dibiasakan di dunia, insya Allah akan menjadi ciri penghuni surga di akhirat.

Orang yang membiasakan diri membaca "Alhamdulillah" akan mendapatkan berbagai keberuntungan, antara lain:

Pahala besar dan timbangan amal yang berat, Tambahan nikmat dari Allah, Ketentraman hati dan ketenangan jiwa, Ampunan dosa, Dicintai Allah dan dimuliakan,Tanda penghuni surga

Maka, ucapan “Alhamdulillah” adalah zikir pendek yang membawa keberuntungan besar di dunia dan akhirat. Membiasakannya adalah salah satu ciri hamba yang dicintai Allah.

Benar, meskipun "Alhamdulillah" adalah ucapan yang sangat dianjurkan dalam Islam sebagai bentuk syukur kepada Allah, pada kenyataannya banyak umat Islam tidak mengucapkannya secara rutin atau bahkan jarang sama sekali. Berikut adalah beberapa fakta dan penyebab di lapangan terkait hal ini.

 1. Kurangnya Kesadaran atau Pemahaman bagi umat Islam

Belum memahami arti dan pentingnya kalimat "Alhamdulillah".

Menganggapnya hanya sekadar formalitas atau tradisi, bukan sebagai wujud ibadah, karena masih banyak yang tidak menyadari bahwa ucapan ini termasuk dzikir yang ringan tapi sangat dianjurkan dalam Islam.

2. Minimnya Pendidikan Agama yang Menekankan Praktik

Di beberapa wilayah, pendidikan agama formal kurang mendalam, sehingga pemahaman tentang dzikir dan adab tidak tertanam kuat, karena Fokusnya pendidikan kadang lebih kepada teori, bukan kebiasaan beragama dalam kehidupan sehari-hari.

 3. Pengaruh Gaya Hidup Modern dan Sekuler

Gaya hidup yang sibuk dan materialistis membuat banyak orang kurang reflektif atau melupakan aspek spiritual, termasuk mengucapkan kalimat dzikir seperti "Alhamdulillah, Dalam budaya populer atau pergaulan urban, kalimat religius sering dianggap tidak relevan atau bahkan “kuno.”

4. Kebiasaan Komunikasi yang Tidak Terlatih

Banyak yang tidak terbiasa mengucapkannya secara verbal, meski mungkin dalam hati bersyukur, karena tidak semua lingkungan mendukung penggunaan kalimat religius dalam interaksi sosial sehari-hari (misalnya, di tempat kerja yang sekuler).

5. Ada yang Malu atau Takut Dianggap Sok Religius

Di beberapa komunitas, seseorang bisa merasa canggung mengucapkan "Alhamdulillah" karena takut dianggap "sok suci" atau terlalu “alim”, karena tekanan sosial atau stigma bisa membuat sebagian orang menyembunyikan ekspresi religius mereka.

Ini adalah solsusi agar umat mengucapkan kaliamat Allhamdulillah sebagai mana mestinya adalah beberapa solusi strategis dan praktis agar umat Islam lebih sering dan lebih bermakna mengucapkan "Alhamdulillah" sebagaimana mestinya sebagai wujud rasa syukur yang tulus kepada Allah, bukan hanya sekadar ucapan formalitas

SOLUSI UNTUK MEMBIASAKAN UCAPAN "ALHAMDULILLAH"

1. Pembiasaan Sejak Dini di Lingkungan Keluarga

Orang tua harus menjadi teladan dalam mengucapkan "Alhamdulillah" di berbagai situasi: saat makan, selesai bersin, menerima kabar baik, bahkan saat terhindar dari bahaya.

Melatih anak untuk mengucapkan "Alhamdulillah" saat, Ditanya kabar: “Bagaimana kabarnya, nak?” “Alhamdulillah, baik.”Mendapat sesuatu: makanan, hadiah, pertolongan, dll.

Kunci nya adalah Konsistensi orang tua dan suasana yang mendukung akan membuat anak otomatis menirunya.

2. Pendidikan Agama yang Aplikatif di Sekolah

Guru PAI bisa memberi latihan praktik langsung, bukan hanya teori, Contoh nya dalam kegiatan Membuat jurnal syukur harian: "Hari ini saya bersyukur karena Menyisipkan latihan ucapan "Alhamdulillah" dalam dialog sehari-hari dan Memberi reward atau pujian kepada siswa yang mengucapkannya secara tepat.

3. Penguatan dalam Ceramah dan Pengajian

Dai dan khatib bisa menekankan pentingnya dzikir verbal seperti "Alhamdulillah" dalam ceramahnya, Cerita atau kisah inspiratif bisa digunakan untuk menggugah rasa syukur yang lebih dalam iya Menjadikan "Alhamdulillah" bagian dari pembuka atau penutup acara rutin di masjid.

4. Penguatan Budaya Bahasa dalam Masyarakat

Ciptakan lingkungan yang mendukung penggunaan kalimat religius tanpa rasa malu atau canggung, yaitu Dalam forum komunitas atau organisasi Islam, biasakan anggota mengucapkan "Alhamdulillah" saat Menyampaikan laporan, Memberi kabar baik, Menutup pidato atau presentasi.

5. Kampanye Positif di Media Sosial

Yaitunya buat konten ringan seperti

Video pendek tentang pentingnya bersyukur

Testimoni pribadi yaitu Saya belajar mengucapkan Alhamdulillah meski dalam keadaan sulit”

6. Menanamkan Makna, Bukan Hanya Ucapan

Ajarkan bahwa "Alhamdulillah" bukan hanya ucapan, tapi doa, dzikir, dalam bentuk ibadah, dengan mengunakan momen tertentu untuk mengajarkan rasa syukur, misalnya Saat tertimpa ujian, tetap ucapkan "Alhamdulillah ala kulli hal" (Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan). Artinya Saat gagal atau kecewa, tetap bersyukur atas hikmah yang belum terlihat.

7. Pelatihan Kesadaran Spiritual (Tazkiyah)

Di masjid, kantor, atau komunitas dakwah, bisa dibuat pelatihan ringan tentang Manajemen hati dan rasa syukur, Mengatasi keluhan dengan ucapan positif dan Mengganti “mengeluh” dengan “mengucap syukur”

Membiasakan umat Islam mengucapkan “Alhamdulillah” secara benar bukan hanya soal kebiasaan verbal, tapi juga soal pembentukan karakter dan kesadaran hati. Dengan kombinasi pendekatan keluarga, pendidikan, dakwah, dan budaya masyarakat, hal ini bisa dibangun secara perlahan namun konsisten.

Kesimpulan:

Kalimat "Alhamdulillah" mencerminkan sikap positif dan penuh syukur. Bukan hanya bentuk ibadah, tetapi juga cara yang baik untuk menjaga hati tetap tenang, bersyukur, dan tidak mudah mengeluh. Ucapan ini sederhana, tapi maknanya sangat dalam dan membentuk karakter yang kuat dan rendah hati. 

Kalimat Alhamdulillah bukan hanya bentuk pujian biasa, tetapi merupakan ungkapan akidah, ibadah, dan bentuk syukur tertinggi kepada Allah SWT. Dalil dari Al-Qur’an dan hadits, serta pandangan para ulama, menunjukkan bahwa ucapan ini sangat dianjurkan dalam setiap aspek kehidupan. Selain memberikan pahala besar, ucapan ini juga membawa ketenangan jiwa dan membentuk karakter yang bersyukur dan tawadhu.

Type above and press Enter to search.