GfrpGSziTpz0GUWoGUYpGUW5Gi==

MILAD KE-97 PERTI : "Mengenang Sejarah, Membangun Masa Depan Organisasi dan Pendidikan Istiqomah dan Adaptif"




OKESINERGI.COM - Tahun 2025 menandai satu momentum bersejarah yang penuh makna bagi keluarga besar Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI). Sebuah organisasi yang telah menapaki jalan panjang perjuangan keislaman, keulamaan, dan kebangsaan sejak didirikan pada tanggal 5 Mei 1928. Kini, PERTI memasuki usia ke-97 tahun. Sebuah usia matang bagi organisasi yang tidak lahir dalam ruang hampa, tetapi lahir dari denyut nurani ulama dan umat yang bergelut menghadapi penjajahan, kebodohan, dan keterbelakangan.

Peringatan milad ke-97 ini dipusatkan di Pondok Pesantren Yayasan Althoriyah al-Fhodilyah, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Acara ini bukan sekadar seremoni, melainkan ruang kontemplasi, refleksi, dan reorientasi arah perjuangan PERTI dalam menatap abad kedua. Tema besar yang diangkat, "Mengenang Sejarah dan Membangun Masa Depan Organisasi dan Pendidikan Istiqomah dan Adaptif", menegaskan bahwa kita tidak hanya menengok masa lalu untuk nostalgia, tetapi untuk menghidupkan semangat dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para pendiri.

Jejak Sejarah: PERTI dan Misi Pendidikan Keulamaan

PERTI didirikan oleh Syekh Sulaiman ar-Rasuli atau yang dikenal sebagai Inyiak Canduang, bersama para ulama Minangkabau lainnya, sebagai jawaban atas kegelisahan terhadap penetrasi kolonialisme Barat yang tak hanya menjajah fisik, tapi juga mencederai pendidikan dan akhlak umat Islam. Lahirnya PERTI pada 5 Mei 1928 menandai titik balik kebangkitan Islam pribumi yang berakar kuat pada tradisi keilmuan dan keulamaan lokal.

Sistem pendidikan surau yang kala itu menjadi pusat pengkaderan ulama dan intelektual muda diberi nafas baru oleh Inyiak Canduang dan sahabatnya. Dengan memadukan semangat tarbiyah klasik dan pendekatan organisasi modern, lahirlah Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) sebagai institusi pendidikan formal yang tetap mengusung ruh pesantren dan surau. Di sinilah kekhasan PERTI lahir: Islam yang tidak terasing dari akar budaya dan bangsanya, ulama yang tidak asing dengan realitas masyarakat, dan pendidikan yang membumikan ilmu serta adab.

PERTI kemudian berkembang menjadi kekuatan sosial-politik, bahkan sempat mengisi ruang parlemen dan pemerintahan dalam era awal kemerdekaan. Identitas keislaman, keulamaan, dan kebangsaan menjadi tiga pilar utama yang hingga kini tetap dijaga sebagai ruh organisasi.

Tantangan Kekinian: Krisis Identitas di Era Digital

Kini, hampir satu abad berlalu, PERTI dihadapkan pada tantangan yang jauh berbeda dari masa kolonial: krisis identitas, dekadensi moral, dan derasnya arus informasi digital yang seringkali tanpa filter nilai. Generasi muda Islam hari ini menghadapi tantangan krisis akhlak dan literasi agama. Gempuran budaya hedonistik, minimnya keteladanan, serta menurunnya minat belajar ilmu-ilmu agama menjadi ancaman serius bagi kelangsungan ruh keulamaan.

Lebih dari itu, regenerasi ulama dan kader militan PERTI juga mengalami stagnasi. Infrastruktur pendidikan yang belum merata, serta lemahnya daya saing institusi pendidikan PERTI di tengah persaingan global, menuntut adanya reformasi menyeluruh. Jika tidak segera dilakukan revitalisasi, maka khazanah perjuangan para pendiri hanya akan menjadi cerita romantik masa lalu yang kehilangan relevansi.


Lima Strategi Kebangkitan PERTI Sebagai respons terhadap dinamika zaman, PERTI merumuskan lima strategi kebangkitan untuk membangun masa depan yang istiqomah dalam prinsip dan adaptif terhadap perubahan:


1. Reformulasi Visi Keulamaan Modern

Penggabungan antara tradisi ulama klasik dengan kecakapan digital dan keilmuan kontemporer menjadi keniscayaan. Ulama masa kini harus memiliki kapasitas global tanpa kehilangan akar lokal.


2. Revitalisasi Lembaga Pendidikan

MTI, sekolah, dan pesantren PERTI harus diarahkan menjadi center of excellence yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga dalam sains dan teknologi. Pendidikan Islam yang berkualitas harus menjadi alat pemberdayaan masyarakat, bukan sekadar tempat reproduksi hafalan.


3. Digitalisasi Dakwah dan Organisasi

Dakwah PERTI harus menjangkau ruang-ruang digital: website, podcast, kanal YouTube, dan media sosial. Organisasi PERTI pun perlu sistem manajemen digital yang efisien dan transparan.


4. Kaderisasi dan Regenerasi Ulama Muda

Melalui program Tuanku Muda PERTI, diharapkan lahir generasi baru ulama yang militan, modern, dan memahami realitas umat. Kaderisasi tidak boleh bersifat karbitan, tapi harus sistematis dan terstruktur.


5. Kemitraan dan Jejaring Strategis

PERTI harus menjalin kolaborasi lintas ormas Islam, perguruan tinggi, pesantren, dan institusi negara untuk menguatkan dakwah kebangsaan. Kolaborasi bukan ancaman, tapi keniscayaan perjuangan di era jejaring.


UAS dan Pendidikan PERTI: Sinergi Spirit dan Aksi

Sosok Ustaz Abdul Somad (UAS) menjadi representasi dari ulama generasi baru yang mampu menjembatani tradisi dan modernitas. Ia bukan sekadar pendakwah viral, tetapi simbol ulama klasik yang berbicara dengan bahasa kekinian. Lahir dari rahim pesantren dan surau, tumbuh dalam tradisi Ahlussunnah wal Jamaah, UAS adalah cerminan dari apa yang dicita-citakan PERTI sejak awal.

Dalam banyak kesempatan, UAS sering mengutip karya-karya ulama Minangkabau, termasuk Inyiak Canduang. Ia pun secara terbuka menyatakan kekaguman terhadap sistem pendidikan MTI dan madrasah Tarbiyah sebagai model pendidikan Islam yang ideal.

Kini, alhamdulillah, UAS secara resmi menyatakan diri siap membersamai perjuangan PERTI dan menerima amanah sebagai Direktur Lembaga Penyelenggaraan Pendidikan PERTI Nasional (LP3N). Pelantikan tersebut dilakukan pada acara Seminar Internasional dan Muzakarah Pendidikan PERTI di Pekanbaru, 24 April 2025.

Acara itu menjadi momen bersejarah karena dihadiri oleh ratusan ulama, akademisi, guru madrasah, dan pimpinan MTI dari seluruh Indonesia. Ketua Umum DPP PERTI menyatakan bahwa kehadiran UAS adalah karunia Allah untuk membawa semangat baru dalam dunia Tarbiyah.


Langkah Strategis LP3N di Bawah UAS

Sebagai motor baru pendidikan Islam PERTI, LP3N di bawah kepemimpinan UAS telah menetapkan beberapa langkah strategis:


Standardisasi Kurikulum dan Akreditasi

Kurikulum MTI dan Madrasah Tarbiyah akan diharmonisasi dengan kebutuhan zaman dan tetap menjaga ruh keislaman dan keulamaan.


Pendidikan Guru dan Kaderisasi Ulama Muda

Program pelatihan intensif bagi guru madrasah dan calon ulama akan diperluas, bekerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan tinggi dalam dan luar negeri.


Digitalisasi dan Sekolah Islam Terpadu

LP3N akan mengembangkan platform pembelajaran daring serta mendirikan sekolah Islam terpadu berbasis Tarbiyah di berbagai daerah.


Kemitraan Internasional

LP3N akan membuka kerjasama studi Islam Nusantara dengan institusi pendidikan dunia Islam di Timur Tengah, Asia Selatan, dan Eropa.


Revitalisasi Lembaga di Daerah Tertinggal

MTI dan madrasah di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) akan diberdayakan melalui bantuan kurikulum, tenaga pendidik, dan infrastruktur.

Dalam pidato pelantikannya, UAS dengan tegas menyampaikan tekadnya: "PERTI bukan organisasi biasa. Ia adalah warisan ulama. Kita tidak mulai dari nol, kita mulai dari warisan emas. Tugas saya menjaga bara itu tetap menyala."


Menjaga Warisan, Membangun Masa Depan

Seiring bertambahnya usia, organisasi bukan hanya bertambah tua, tetapi harus bertambah matang. Milad ke-97 PERTI adalah momen sakral yang memanggil semua elemen organisasi untuk kembali kepada ruh perjuangan awal: ilmu, adab, dan keberanian moral.

Dengan semangat Al-Muhafazhah ‘ala al-qadimi as-shalih, wal akhdzu bil-jadidil ashlah—menjaga yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik—PERTI diharapkan mampu menjadi jembatan peradaban Islam di Indonesia. Sebuah organisasi yang tetap istiqomah pada nilai-nilai dasar, namun adaptif terhadap tantangan zaman.

Saya, Prof. Dr. Duski Samad, M.Ag., sebagai Wakil Ketua Umum PP PERTI dan Ketua Yayasan Islamic Center Syaikh Burhanuddin, insyaAllah akan hadir dalam Milad ke-97 PERTI di Lombok Tengah, 5 Mei 2025. Di sana, bersama para ulama, asatiz, santri, dan kader Tarbiyah, kita akan meneguhkan kembali janji perjuangan: menyalakan lentera ilmu, memajukan pendidikan Islam, dan membangun bangsa dengan ruh keulamaan.

Selamat Milad ke-97 PERTI. Semoga Allah senantiasa menjaga istiqamah kita, memperkuat barisan, dan meridhai setiap langkah perjuangan. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.

Penyunting naskah : Titip Elyas Tuanku Sulaiman, S.Pd, C.CT

Type above and press Enter to search.