Pembelajaran merupakan salah satu proses mentransfer ilmu pengetahuan melalui suatu media. Media dalam pembelajaran beraneka ragam seperti misalnya guru, buku, atau pun media yang sudah canggih seperti media elektronik (komputer, internet, LCD, televisi, ebook dan lain-lain). Baik prestasi belajar siswa ataupun motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai hal seperti pendidik, sarana prasarana, kemauan dan kemampuan individualnya masing-masing dan lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah termasuk didalamnya adalah lokasi sekolah peserta didik dan sarana prasarana mempunyai pengaruh besar dalam prestasi belajar siswa. Dari pernyataan
Tersebut jelas bahwa sarana prasarana dalam proses belajar mengajar akan mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut.
Teknologi Informasi dan Komunikasi selanjutnya disingkat (TIK) telah berkembang sangat pesat dan telah memberikan dampak yang nyata terhadap peningkatan mutu pendidikan disekolah, khususnya pembelajaran. Pemanfaatan dan pengembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dikenal dengan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut, guru dan siswa dapat mengeksplorasi dan mengelaborasi kegiatan belajar dan mengajar secara efektif dan efisien. Komputer merupakan salah satu alat dalam TIK yang mempunyai banyak kelebihan, termasuk bila dimanfaatkan dalam pembelajaran.
Pemanfaatan komputer dalam pembelajaran memungkinkan peserta didik melakukan interaksi langsung dengan sumber informasi, mengolah hasil belajar, bahkan mengkreasikan hasil belajar agar menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga dengan pembelajaran berbasis TIK ini kegiatan pembelajaran akan semakin berkembang. Pendidikan formal baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah terpencil, seharusnya mempunyai kualitas yang sama, karena tujuan dari pendidikan baik di sekolah-sekolah yang letaknya di daerah-daerah terpencil ataupun dikota sekalipun sama, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi merupakan suatu permasalahan yang besar saat pendidikan dikota lebih maju di banding pendidikan (sekolah) yang di daerah terpencil.
Pendidikan yang mempunyai tujuan untuk mencerdaskan bangsa, tentulah harus diciptakan terlepas dari permasalahan-permasalahan yang ada. Hal yang sering menjadi kendala besar dalam permasalahan kemerataan pendidikan ini adalah seperti adanya gep (jarak) antara pendidikan di kota dan pendidikan di desa (daerah terpencil) baik dari hal kualitas, mutu luaran pendidikannya, proses pembelajaran ataupun sarana prasarana. Pada dasarnya setiap sekolah tentu punya cara tersendiri untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya, begitupun pemerintah. Pemerintah ikut andil besar dalam kualitas pendidikan, oleh karena itu baik antara pemerintah dan sekolah harus ada kerja sama yang sinergis untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas, dan menghilangkan gep antara sekolah yang berada di daerah terpencil dengan sekolah yang berada di daerah perkotaan.
Adanya marginalitas atau ketidakmerataan pendidikan antara sekolah yang berada di daerah terpencil dan sekolah di perkotaan ini tentunya harus dihilangkan. Program pemerintah yang saat ini mulai memperhatikan dunia pendidikan melalui program kerjanya seperti misalnya menambah anggaran pendidikan, memberikan sarana dan prasarana sehingga pendidikan dapat merata baik bagi sekolah kota maupun sekolah desa, peningkatan mutu pengajarnya dan lain-lain. Diharapkan mampu menghilangkan gep antara pendidikan kota dan desa. Melalui program tersebut pengadaan media pembelajaran yang lebih modern yang berbasis teknologi sangat penting sekali unuk menghilangkan perbedaan pengetahuan antara siswa yang sekolah disekolahan terpencil dengan yang sekolah di perkotaan.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode tinjauan pustaka (library research) dimana pembahasan dalam penelitian ini didasarkan pada pendapat ahli dan temuan dari penelitian sebelumnya di bidang problema dan solusi penggunaan media berbasis teknologi didaerah terpencil. Metode penelitian kualitatif adalah metode yang lebih menitikberatkan pada aspek pemahaman mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat masalah untuk menyelidiki generalisasi. Metode ini menggunakan metode analisis mendalam yang mengkaji masalah secara kasus per kasus.
Dengan demikian, pengertian atau pengertian penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk mempelajari keadaan obyek yang alamiah, dimana peneliti merupakan alat kuncinya.
B. Pembahasan
1. Problema penggunaan media berbasis teknologi didaerah terpencil
Problematika berasal dari Bahasa inggris yaitu problematic bahwa masalah atau persoalan, sedangkan dalam kamus Bahasa Indonesia, problematika berarti sesuatu yang harus di selesaikan atau dipecahkan yang menyebabkan suatu permasalahan. Probelamtika adalah suatu permasalahan atau kendala yang harus segera di selesaikan atau dipecahkan, kata lain dari kendala adalah suatu kesenjangan antara kenyataan dengan sesuatu yang diharapkan dengan baik, untuk mencapai hasil yang maksimal. Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa problematika adalah masalah atau kendala yang membutuhkan penyelesaian serta kesenjangan antara apa yang diharapkan dan apa yang terjadi membutuhkan pemecahan.
Teknologi informasi dan komunikasi teknologi informasi dan komunikasi adalah sebuah tempat yang mewadahi semua peralatan teknis yang digunakan dalam proses penyampaian informasi. Secara lebih terperinci, maka teknologi informasi dan komunikasi dibagi menjadi dua bagian, diantaranya adalah teknologi informasi serta teknologi komunikasi. Teknologi Informasi termasuk beragam hal yang memiliki hubungan dengan suatu proses, penggunaan alat bantu, memanipulasi hingga hasil dari mengelola informasi. Sedangkan teknologi komunikasi merupakan sesuatu yang berhubungan erat dengan cara menggunakan alat bantu guna melakukan prosedur transfer file atau data dari satu perangkat keperangkat lain.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang definisi dari TIK, maka dibawah ini adalah beberapa pengertian teknologi informasi dan komunikasi menurut para ahli:
a. Menurut Susanto menyatakan bahwa teknologi informasi dan komunikasi merupakan sarana atau media yang dipakai untuk kebutuhan transfer file, baik berupa informasi maupun data. Selain itu, juga menjadi sebuah alat komunikasi secara searah atau dua arah.
b. Menurut Martin bahwa teknologi informasi ini tidak hanya tetang software dan hardware yang notabene berfungsi sebagai pengolah, memproses dan menyimpan informasi saja. Lebih dari itu, teknologi ini juga mencakup komunikasi yang memiliki peranan sebagai pengirim informasi.
Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi informasi dan komunikasi ini saling berhungan satu sama lain. Dalam dunia pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi memiliki tiga fungsi vital yang mana selalu digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Diantaranya adalah:
a. Teknologi memiliki peran fungsi sebagai media atau alat: Dalam dunia pembelajaran, akan digunakan sebagai sebuah sarana bantu bagi siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Contoh ringannya adalah untuk mengolah angka, kata, membuat unsur desain grafis, program administratif, database, membuat data keuangan dan sebagainya.
b. Teknologi memiliki fungsi sebagai ilmu pengetahuan: Pada bagian ini, teknologi diposisikan sebagai salah satu disiplin ilmu yang wajib dikuasai oleh para siswa. Contohnya adalah beberapa jurusan di perguruan tinggi yang khusus mempelajari teknologi informasi dan komunikasi seperti jurusan informatika dan masih banyak lagi lainnya. Bahkan didalam kurikulum belajar terbaru, para siswa dari semua tingkatan maupun jurusan dituntut untuk menguasai bidang ini.
c. Selain menjadi alat pembelajaran, teknologi juga memiliki fungsi dan peran sebagai bahan materi. Yang mana teknologi memainkan peranan sebagai sebuah teori belajar yang harus dipelajari dan juga digunakan untuk menguasai materi tertentu (dengan bantuan teknologi seperti komputer). Umumnya, komputer yang akan digunakan siswa akan diatur sedemikian rupa dan para siswa akan dipandu langkah demi langkah hingga bisa memahami sebuah materi.
Dalam konteks ini, peranan teknologi adalah sebagai mentor bagi siswa. Tujuan teknologi informasi dan komunikasi adalah sebagai solusi sebuah masalah, membuka pintu kreativitas yang lebih luas, membangun efektivitas dan meningkatkan efisiensi dalam aktivitas kerja. Dengan kata lain, karena sangat solusi, kreativitas, efektivitas dan efisiesi sangat dibutuhkan dalam sebuah sistem kerja maka teknologi informasi ini kemudian diciptakan. Berbicara tentang perkembangan teknologi informasi bisa dikatakan sangatlah panjang.
Contoh Teknologi: Pada masa lalu misalnya, publik disuguhi dengan adanya penemuan telepon kabel, radio, televisi, kamera dan lain sebagainya. Di Indonesia sendiri, kemajuan pesat dari teknologi informasi ini baru dimulai di tahun 1994 silam. Sejak saat itu, teknologi terus berkembang pesat, salah satunya adalah dengan mulai digunakannya internet. Aspek yang memengaruhi perkembangan teknologi antara lain adalah infrakstruktur yang memadai. Hingga saat ini, perkembangan teknologi di Indonesia masih berada dalam masa perkembangan yang terus berjalan maju. Sehingga bisa dipastikan bahwa di tahuntahun mendatang publik masih akan terus dikejutkan dengan hadirnya struktural teknologi yang baru. Pada tahun 1970-an, perkembangan teknologi di Indonesia mulai mengalami perkembangan ke level yang lebih tinggi. Meskipun tidak bisa disamakan dengan negara maju seperti Amerika Serikat, namun penciptaan dan penggunaan teknologi di Indonesia sudah berjalan dengan lebih terarah. Pada hari ini, hasil dari perkembangan tersebut dapat dilihat sendiri dalam berbagai segi kehidupan baik secara individu maupun kelompok. Meskipun begitu, selain membawa dampak positif berupa kehidupan atau aktivitas yang serba mudah dan praktis.
Namun perkembangan ini juga membawa dampak negatif, seperti generasi muda khususnya anak-anak yang menjadi autis dengan fokus terhadap gadget. Oleh sebab itu, di tengah masa perkembangan teknologi yang kian pesat ini, sudah seharunya Anda menyikapinya dengan bijak. Hal ini dilakukan demi menghindarkan diri dari dampak yang tidak diinginkan. Penerapan pembelajaran berbasis TIK di Sekolah daerah terpencil pembelajaran berbasis TIK merupakan pembelajaran yang memadukan antara suatu proses pembelajaran dengan penggunaan media pembelajaran. Media terdebut bersifat teknologi, baik itu berupa internet, penggunaan video, LCD (infokus) dan lain-lain.
Suatu proses pembelajaran berbasis TIK sangat memungkinkan siswa untuk bisa bereksplorasi, berkreatifitas, menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan tentunya menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Pembelajaran berbasis TIK yang saat ini banyak di gunakan di sekolah-sekolah terutama di kota memiliki pengaruh yang sangat besar sekali terhadap prestasi siswa. Proses belajar mengajar yang menggunakan media pembelajaran akan dapat mempermudah proses belajar mengajar, selain itu hal tersebut membuat proses belajar mengajar menjadi lebih evektif dan efisien. Penggunaan media terutama media yang berbasis IT selain dapat membantu siswa dalam pembelajaran juga menambah ilmu pengetahuan kepada siswanya tentang bagaimana menggunakan teknologi dalam pembelajaran.
Hal tersebut membuat siswa dapat mengikuti perkembangan zaman. Banyak sekali media dilingkungan sekitar kita yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, untuk itu perlu kita pilih. Pemilihan ini penting dalam rangka, agar ketika media pembelajaran itu kita pilih sebagai alat bantu penyampai pesan benarbenar menjadi alat bantu yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pemanfaatan TIK dikelas untuk memberi para siswa pengalaman belajar yang kaya juga perlu diupayakan, karena para siswa butuh wawasan tentang bagaimana teknologi dapat membantu manusia dalam menyelesaikan berbagai permasalahan di dunia nyata, yang saat ini menjadi tumpuan dalam dunia kerja. Pemanfaatan TIK secara sederhana dikelas dapat dimulai dengan menggunakan satu buah komputer (milik guru atau sekolah) dan LCD Proyektor dalam pembelajaran apapun, dan aktifitasnya terintegrasi dalam semua mata pelajaran.
Penggunaan laptop sangat disarankan, juga penggunaan mini LCD proyektor dengan teknologi LED karena teknologi ini lebih hemat daya listrik dibandingkan LCD proyektor konvensional. Selain itu, sebaiknya sekolah memiliki sumber listrik mandiri (seperti pembangkit listrik tenaga surya) jika dimungkinkan agar proses pembelajaran TIK dapat terlaksana meskipun terjadi pemadaman listrik. Para siswa di daerah terpencil harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pengalaman belajar yang kaya dengan pemanfaatan TIK meskipun terbatas, agar mereka memiliki keterampilan untuk menghadapi tantangan global dimasa mendatang Rata-rata sekolah di daerah terpencil memang masih penuh keterbatasan, listrik saja kadang ada kadang belum ada, belum lagi bicara tentang keterbatasan sumber daya manusia (guru) didaerah, karena kebanyakan hanya memanfaatkan masyarakat sebagai tenaga pendidik dengan keterampilan mengajar yang seadanya.
Karena itulah ini menjadi tantangan kita untuk dapat membuka wawasan para kepala sekolah dan guru tentang inovasi pembelajaran dengan memanfaatkan TIK serta keterampilan abad ke-21 dibalik semua keterbatasan yang ada. Peran pemerintah dalam hal ini sangat berpengaruh, dimana dengan kebijakannya dan anggaran yang merata anatara sekolah di daerah terpencil dengan di daerah kota, agar meskipun sekolah tersebut terletak di daerah terpencil tetapi memiliki sarana prasarana yang sama sehingga tidak terjadi perbedaan ilmu pengetahuan antara siswa yang sekolahnya di kota dengan siswa yang sekolahnya di desa. Namun pada kenyataannya, penerapan TIK dalam bidang pendidikan di Indonesia masih dalam tahap awal dan masih belum termanfaatkan secara maksimal.
Kendala-kendala penerapan TIK di bidang pendidikan antara lain disebabkan oleh belum meratanya infrastruktur yang mendukung penerapan teknologi di seluruh Indonesia dan adanya ketidaksiapan sumber daya manusia untuk mendukung penerapan TIK ini. Belum meratanya infrastuktur yang mendukung penerapan TIK dibidang pendidikan merupakan permasalahan awal yang harus segera diselesaikan oleh pihak yang berwenang, karena tanpa adanya infrastruktur yang mendukung maka penerapan TIK dibidang pendidikan hanya akan menjadi impian semata. Infrastruktur merupakan komponen yang sangat penting yang berfungsi sebagai modal awal dan utama dalam penerapan TIK di bidang pendidikan. Pada saat ini, terdapat kecenderungan bahwa hanya daerah tertentu saja yang mendapatkan akses TIK. Hal ini dikarenakan masih banyak daerah yang bahkan untuk memilki akses telepon saja tidak ada, apalagi untuk akses terhadap Internet. Padahal sesungguhnya banyak sekali potensi sumber daya manusia unggul yang dimiliki oleh daerah tersebut.
Jika hal ini terus berlangsung seperti ini maka dikhawatirkan bahwa potensi sumber daya manusia yang dimiliki daerah tersebut akan terbuang dengan percuma dan tidak dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa Indonesia pada umumnya. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut diperlukan langkah-langkah penyelesaian yang sekaligus berfungsi sebagai prasyarat keberhasilan penerapan TIK dalam pembelajaran. Menurut Isjoni dan Mahmu dalam bukunya yang berjudul ICT Untuk Sekolah terpencil, terdapat beberapa persyaratan agar dapat menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi yaitu tersedianya sarana prasarana yang menunjang pembelajaran berbasis TIK.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam menerapkan pembelajaran berbasis TIK adalah:
a. Pembelajar dan Pengajar harus memiliki akses terhadap teknologi digital dan Internet dalam kelas, sekolah dan lembaga pendidikan. Ini berarti sekolah harus memiliki sarana prasarana yang memadai yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi, seperti tersedianya komputer/laptop, jaringan komputer, internet, laboratorium komputer, peralatan multimedia seperti CD, DVD, Web camera dan lain-lain.
b. Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi pembelajar dan pengajar. Materi-materi itu dapat berupa materi pembelajaran interaktif yang berbantuan komputer, seperti CD, DVD dan pembelajaran interaktif.
c. Pengajar harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu pembelajar agar mencapai standar akademik.
d. Harus tersedia anggaran atau dana yang cukup untuk mengadakan pengembangan dan merawat sarana prasarana teknologi informasi dan komunikasi tersebut.
e. Adanya kemauan dari semua pihak, dalam hal ini guru dan peserta didik untuk menerapkan pembelajaran dengan dukungan teknologi komunikasi dan informasi tersebut. Media pembelajaran berbasis TIK memiliki kelebihan tersendiri bila dibandingkan dengan media pembelajaran lainnya.
Munir mengungkapkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media pembelajaran berbasis TIK sebagai berikut:
a. Dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas, karena dapat menjelaskan konsep yang sulit atau rumit menjadi mudah atau lebih sederhana.
b. Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang abstrak (tidak nyata, tidak dapat dilihat langsung) menjadi konkrit (nyata dapat dilihat, dirasakan, atau diraba), seperti menjelaskan peredaran darah dan organ-organ tubuh manusia pada mata pelajaran sains.
c. Membantu pengajar menyajikan materi pembelajaran menjadi lebih mudah dan cepat, sehingga peserta didikpun mudah dipahami, lama diingat dan mudah diungkapkan kembali.
d. Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktifitas dan kreatifitas belajar peserta didik serta dapat menghibur peserta didik.
e. Memancing partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan memberikan kesan yang mendalam dalam pikiran peserta didik.
f. Materi pembelajaran yang sudah dipelajari dapat diulang kembali (playback). Misalnya menggunakan rekaman video, compact disk (cakram padat), tape recorder atau televisi.
g. Dapat membentuk persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap suatu objek, namun dalam bentuk nyata menggunakan media pembelajaran.
h. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat belajarnya, sehingga memberikan pengalaman nyata dan langsung. Misalnya, peserta didik mempelajari tentang jenis-jenis tumbuhan. Mereka langsung melihat, memegang atau merasakan tumbuhan tersebut.
i. Membentuk sikap peserta didik (aspek afektif), meningkatkan keterampilan (psikomotor).
j. Peserta didik belajar sesuai dengan karakterisktiknya, kebutuhan, minat, dan bekatnya, baik secara individual, kelompok atau klasikal.
k. Menghemat waktu, tenaga dan biaya
Pembelajaran berbasis TIK adalah upaya memanfaatkan kemajuan TIK untuk mendukung proses pembelajaran. TIK berperan sebagai alat bantu bukan sebagai subyek utama. Dalam pembelajaran berbasis TIK, berperan sebagai media penghubung untuk menyampaikan transfer ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Dua unsur penting dalam proses transfer ilmu pengetahuan tersebut yaitu unsur media dan pesan yang disampaikan melalui media tersebut. Unsur media menggambarkan TIK sebagai jaringan infrastruktur yang menghubungkan pendidik dengan peserta didik, sedangkan unsur pesan menggambarkan konten pembelajaran digital. Walapun daerah terpencil penuh dengan keterbatasan saranan dan prasarana namun pembelajaran berbasis TIK tetap dapat diterapkan sebagai media untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta pemahaman peserta didik maupun guru dalam proses pembelajaran.
2. Solusi penggunaan media berbasis teknologi didaerah terpencil
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, diperlukan langkah-langkah penyelesaian yang sekaligus berfungsi sebagai prasyarat keberhasilan penerapan TIK dalam pembelajaran. Menurut Mahmud dalam bukunya yang berjudul ICT Untuk Sekolah didaerah terpencil terdapat beberapa persyaratan agar dapat menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi yaitu tersedianya sarana prasarana yang menunjang pembelajaran berbasis TIK.
Lebih lanjut dijelaskan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam menerapkan pembelajaran berbasis TIK yaitu sebagai berikut:
a. Guru dan siswa harus memiliki akses terhadap teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan. Ini berarti sekolah harus memiliki sarana prasarana yang memadai yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi, seperti tersedianya komputer/laptop, jaringan internet, laboratorium komputer, peralatan multimedia seperti CD, DVD dan infocus.
b. Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi guru dan siswa. Materi-materi ini dapat berupa materi pembelajaran interaktif yang berbantuan computer/laptop, seperti CD, DVD dan infocus dalam pembelajaran interaktif.
c. Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital dalam kegiatan belajar mengajar agar tercapai Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
d. Harus tersedianya anggaran atau dana yang cukup untuk untuk mengadakan, mengembangkan dan merawat sarana prasarana teknologi informasi dan komunikasi tersebut.
e. Adanya kemauan dan dukungan dari semua pihak, dalam hal ini kepala sekolah, guru, dan peserta didik untuk menerapkan pembelajaran dengan dukungan teknologi komunikasi dan informasi tersebut.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Peranan teknologi adalah sebagai mentor bagi siswa. Tujuan teknologi informasi dan komunikasi adalah sebagai solusi sebuah masalah, membuka pintu kreativitas yang lebih luas, membangun efektivitas dan meningkatkan efisiensi dalam aktivitas kerja. Dengan kata lain, karena sangat solusi, kreativitas, efektivitas dan efisiesi sangat dibutuhkan dalam sebuah sistem kerja maka teknologi informasi ini kemudian diciptakan. Berbicara tentang perkembangan teknologi informasi bisa dikatakan sangatlah panjang.
2. Saran
Demikianlah artikel yang penulis buat penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan serta kritik dan saran yang konstruktif penulis harapkan dari pembaca. Semoga apa yang telah penulis susun dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi penyusun artikel ini sendiri, penulis ucapkan terimakasih.
D. Daftar kepustakaan
Amir, B. 2019. Problematika Pembelajaran Idafah Pada Prodi Pba Iain Bone (Suatu Tinjauan Nahwu), Jurnal: LISANUNA, Ilmu Bahasa Arab dan Pembelajarannya
Anwar, Saifuddin. 2005. Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Desmaniar, A. Azhariadi, I., & Geni, Z. L. 2019. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Di Daerah Terpencil. (Jurnal: In Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang
Munir. 2014. Kerangka Kompetensi TIK bagi Guru, Bandung: Alfabeta
Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, Mengembangkan Profesionalitas Guru, Jakarta: PT.Raja Grafindo